AMIRUDDIN

Catatan Kecil Putra Lara, Catatan Kecil Putra Lara, Catatan Kecil Putra Lara, Catatan Kecil Putra Lara, Catatan Kecil Putra Lara, Catatan Kecil Putra Lara, AMIRUDDIN HARUN

Jumat, 27 Januari 2012

Kisah Semangkuk Bakmi

Pada malam itu Arumi bertengkar dengan ibunya. karena sangat marah, Arumi segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.
Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. saat menyusuri sebuah jalan ia melewati sebuah warung bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan.
ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tapi ia tidak mempunya uang. pemilik warung yang juga seorang ibu paru baya melihat arumi berdiri cukup lama di depan warungnya, lau berkata "mbak, apa mbak ingin memesan semangkuk bakmi?"
"iya bu, tapi aku tidak membawa uang" jawab arumi dengan nada kecut
"tidak apa-apa, aku akan mentrktirmu" jawab ibu si pemilik warung. "silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu".
tidak lama kemudian, pemilik warung itu mengantarkan semangkuk bakmi. arumi segera memakan beberapa suap kemudian air matanya mulai berlinang. "ada apambak, kok nangis? "tanya si pemilik warung. "tidak apa-apa aku hanya terharu jawab arumi sambil menyeka air matanya dengan tangan.
"bahkan, seorang yang baru ku kenalpun memberiku semangkuk bakmi !, tapi ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadakuagar jangan kembali lagi kerumah".
"kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibanding dengan ibu kandungku sendiri" katanya kepada ibu pemilik warung. pemilik warung itu telah mendengar perkataan arumi, menarik nafas panjang dan berkata
 "Mbak mengapa kau berfikir seperti itu? renugkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterimah kasi kepadanya? dan kau malah bertengkar dengannya"
Arumi terhenya mendengar hal tersebut. "mengapa aku tidak berfikir hal tersebut? untuk semagkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
saat berjalan kerumah ia memikirkan kata-kta yang harus diucapkan kepada ibunya.
begitu sampai diambang pintu rumah, ia melihat wajah ibunya letih dan cemas.
ketika bertemu dengan arumi, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Arumi kau suda pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang"
pada saat itu arumi tidak dapat menahan tangisnya dan ia menagis dihadapan ibunya.

sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang laindisekitar kita. tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

AMIRUDDIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar